Minggu, 25 November 2012
Ada yang mau mencoba dadar ulat? atau roti kecoa?
Sumber: detik.com
Meski diyakini berprotein tinggi, serangga belum diterima secara luas sebagai konsumsi manusia. Salah satu penyebabnya adalah tampilannya yang menjijikkan. Namun, bagaimana kalau serangga disajikan dengan hidangan favorit seperti sushi dan cake?
Belalang goreng mungkin sudah biasa bagi warga Gunung Kidul, Yogyakarta. Namun, di Jepang ada potongan roti baguette dengan kecoa di atasnya. Belum lagi telur dadar dengan ulat.
Inilah yang menjadi pemandangan di Tokyo Mushikui Festival, Jumat (23/11/12). Acara tahunan tersebut sudah diselenggarakan keempat kalinya! Penggagasnya adalah Tokyo Bug Eating Club yang dikepalai Shoichi Uchiyama (62).
Dengan adanya festival unik tersebut, ia berharap dapat memberi kesempatan bagi masyarakat untuk memelajari serangga dari ahlinya. Menurut Rocket News 24 (22/11/12), Uchiyama pernah membuat dua buku tentang hidangan berbahan serangga.
Di Tokyo Mushikui Festival juga ada perlombaan memasak serangga. Peserta dapat mengirimkan hidangan andalannya untuk dicicipi juri. Acara ini berlangsung pada pukul 17:00-20:30 dengan biaya masuk 2000 yen (sekitar Rp 233.000).
Di beberapa daerah pedesaan Jepang, serangga telah menjadi santapan populer selama berabad-abad. Di prefektur Nagano, misalnya, bungkusan serangga mudah ditemui di supermarket. Sebut saja inago (belalang) dan suzumushi (semacam jangkrik) yang direbus dengan kecap asin, serta hachinoko-gohan (larva tawon rebus yang dicampur dengan nasi).
Meski demikian, warga kota masih menganggap konsumsi serangga tabu. Bahkan, generasi muda di desapun kini menganggap serangga adalah makanan kampung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar