Minggu, 09 Desember 2012

Jakarta Tenggelam,Siap Gerak!



Oleh : Tommy Alexander Tambunan
            Jakarta tenggelam,siap gerak! Jakarta diprediksikan akan tenggelam pada tahun 2050. Ada empat kecamatan di Jakarta Utara terancam tenggelam pada tahun 2050 karena posisinya yang lebih rendah dari permukaan laut yakni Penjaringan,Pademangan,Tanjungpriok,dan Cilincing. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),4.408 kali bencana alam telah terjadi di Indonesia dalam kurun 5 tahun terakhir. Hal ini juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu Negara paling rawan bencana di Dunia (www.inilah.com).  1.916 kali banjir telah terjadi di Indonesia dan Jakarta telah mengalami 170 kali banjir dalam setahun (www.kompas.com).
Gambar banjir yang terjadi di Jakarta,2012

(www.vivanews.com)

Anehnya,meskipun ribuan bencana alam terjadi di Indonesia,Negara ini selalu kedodoran dalam penanganan bencana. Seakan bencana yang terjadi berulang kali itu tidak pernah memberikan pelajaran dan pengalaman. Apalagi jika kita membicarakan tentang kegiatan pencegahan bencana,antisipasi(kesiapsiagaan) bencana,system peringatan dini,maupun rehabilitasi dan rekonstruksi bencana. Kesemuanya sering kali berjalan kurang maksimal. Padahal Indonesia memliki Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Namun undang-undang yang disyahkan pada tanggal 26 April 2007 ini lebih mirip sebagai sebuah formalitas belaka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dibentuk menggantikan Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana. Coba bayangkan,bila gedung-gedung pencakar langit hanyut oleh banjir. Sistem drainase yang buruk dan minimnya lahan hijau menjadi factor utama banjir. Provinsi DKI Jakarta telah membangun serangkaian system Pengendali Banjir Jakarta.
            Provinsi DKI Jakarta telah membangun serangkaian system Pengendali banjir Jakarta. Berikut adalah system Kawasan Pengendali Banjir dan Drainase Jakarta sampai 2011 = Jakarta Utara:Sunter timur l dan ll,Jakarta Barat: Jelambar dan S.P.Barat,Jakarta Pusat: Sawah besar dan sumur batu,Jakarta Selatan: Kali grogol,Jakarta Timur: Duren Sawit.
Sistem Saluran Makro: angke,pesanggrahan,grogol dan sunter.
            Mungkin semua ini belum cukup untuk bisa dikatakan “SIAP” menghadapi tenggelamnya Jakarta 2050. Banyak sekali rencana-rencana penanggulangan banjir yang belum terealisasikan oleh pemerintah Jakarta. Contohnya saja masterplan tanggul raksasa. Jakarta berencana membuat tanggul raksasa dipantai utara ibukota. Pembangunan ini untuk mengantisipasi naiknya ketinggian permukaan air laut di tahun 2050 yang diperkirakan naik 2,5 meter. Selain itu tanggul ini juga dibangun untuk mengatasi penurunan permukaan tanah (land subsidence). Demikian dikatakan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo semasa menjabat. Kata Fauzi,giant sea wall atau tanggul laut raksasa dengan system polder dikawasan teluk Jakarta. “Kajiannya telah dilakukan sejak Desember tahun lalu dan diharapkan selesai dua hingga tiga tahun kedepan” kata Fauzi Bowo. Sehingga,kata Foke begitu sebutan Fauzi Bowo,pada tahun 2050 nanti,Jakarta telah memiliki tanggul raksasa yang bisa mengatasi ancaman Jakarta tenggelam (www.vivanews.com)
            Ini juga tantangan untuk gubernur terpilih Jokowi. Jokowi pada masa kampanye berjanji untuk mengatasi semua permasalahan banjir diJakarta. Semua warga Jakarta menunggu pembuktian dari janji Jokowi.
            Seperti kata pepatah “Sedia payung sebelum hujan” kita masih mempunyai waktu kurang lebih 38 tahun lagi untuk memperbaiki lingkungan dan mengantisipasi tenggelamnya Jakarta. Meski semuanya belum pasti terjadi pada tahun 2050,tapi tanda-tanda nya sudah terlihat sejak dini. Jadi kita semuanya harus SIAP GERAK !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar